PACITAN,wartakita.co– Aksi gendam yang menimpa Siti Mulyani (52 th) asal Desa Menadi, Pacitan sempat dipergoki tetangga dekat korban. Perempuan bernama Suhari Ningsih (55 thn) mengungkapkan kronologi hingga beberapa ciri-ciri pelaku gendam.
Perempuan yang akrab disapa Bu Panji itu mengatakan awalnya pelaku berjumlah 2 orang yang menggunakan kendaraan roda empat sempat menyapanya, sebelum mobilnya berhenti tepat di depan rumah Siti yang sedang membersihkan halaman rumah.
Tak lama kemudian Bu Panji berjalan kaki melalui rumah dan ikut menanyakan keperluan pelaku dengan korban. Saat itu Panji tak mengira kalau orang yang sedang berbincang dengan tetangganya itu punya niat jahat.
“Pas jalan ke sana situ, Saya sempat tanya keperluanya dua orang yang sedang ngobrol dengan korban. Malah Bu Siti yang menjawab kalau pelakunya itu tanya alamat seseorang di Desa Sirnoboyo. Pikir saya mereka salah jalan saja. Setelah itu saya lanjut jalan lagi dan waktu kembali mereka masih mengobrol begitu, tapi saya terus pulang ke rumah, “ katanya pada awak media di lokasi kejadian gendam.
Panji yang buka usaha toko kelontong kemudian melanjutkan rutinitas hariannya. Dia baru menaruh curiga ketika keluar dari toko melihat pelaku masih bersama dengan korban.
“Habis masak air di dapur kan Saya keluar rumah, ternyata Bu Siti masih ngobrol dengan para pelaku itu. Saya coba mengamati dari Pos Kampling depan itu tapi tidak begitu jelas karena Bu Siti menunduk kearah jendela belakang mobil. Dan tak lama kemudian para pelaku pergi dengan mobilnya, dan sempat menyapa monggo (mari) Bu, waktu melintas di depan saya,” tambah Panji.
Panji, melanjutkan setelah pelaku pergi korban menghampirinya. Dalam kondisi kesadaran yang terganggu, korban memperlihatkan tisu yang dibungkus dalam kantong plastik.
“Waktu saya buka itu isinya tisu dilipat-lipat yang di dalamnya berisi uang pecahan seribuan dan lima ratus rupiah dua buah. Lalu saya pukul bagian pundak beliua dan bilang pasti terkena hipnotis. Korban kemudian tersadar dan baru mengetahui sejumlah perhiasannya sudah tidak ada,” tegasnya.
Dalam kondisi lingkungan yang masih relatife sepi, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh kedua warga RT 01 RW 02, Dusun Menadi tersebut. Mereka kemudian melaporkan kejadian gendam kepada pihak kepolisian.
Saksi mengungkap beberapa ciri-ciri pelaku yang berjumlah 2 orang. Menurutnya, satu orang hanya berada di dalam mobil, sedangkan satu orang lainnya melancarkan aksinya pada korban.
“Satu orang berada di mobil sempat membuka masker punya tanda di bagian pipi sebelah kanan, hanya tanda itu asli atau tidak kita ga ngerti juga. Satu orang yang beraksi itu berpakaian muslim kaya jubah dan pakai peci. Mobilnya pendek (Alya) warna silver bernomor polisi L 1293 SA,’’ tandasnya.
Korban mengaku perhiasan berupa gelang, kalung dan 2 cincin miliknya bernilai sekitar 10 juta rupiah. Dia, mengaku tidak mengira menjadi korban hipnotis karena penampilan pelaku cukup meyakinkan sebagai seseorang yang beragama.
“Saya sama sekali tidak curiga karena berpakaian muslim, saat bertanya tutur katanya juga sopan. Tapi setelah sadar perhiasan yang saya pakai sudah di bawa pelaku semua,” singkat Siti, dengan penuh kesedihan.
Saat ini kasus pecurian bermodus gendam sudah ditangani oleh kepolisian resor Pacitan. Masyarakat diminta untuk waspada terhadap aktivitas orang yang belum dikenal secara dekat. Selain itu, warga diharapkan tidak menggunakan perhiasan saat beraktivitas di rumah demi menghindari potensi aksi kejahatan.