PACITAN,wartakita.co– Usianya sudahlah tua, namun tenaga dan pemikirannya masih sangat prima. Itulah Mbah Sikat (81 thn), perempuan asal Dusun Kedung Grombyang, RT 01/06, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari, Pacitan.
Mbah Sikat adalah sosok perempuan hebat yang menghabiskan sisa umurnya untuk menebar kebaikan dan beramal. Tiap hari nenek 4 anak dan 7 orang cucu itu selalu menyempatkan diri untuk membersihkan Mushola Al-Aidah di Dusun Kedung Grombyang.
Tak hanya membersihkan tempat ibadah. Sikat juga kerap berbagi bahan makanan kepada orang-orang di sekitar lingkungannya. Bahan amal itu merupakan laba dari berjualan kolong hasil karyanya sendiri.
Usut punya usut kenapa Mbah Sikat berbuat seperti itu? alasannya ternyata cukup sederhana dan cukup mengetuk hati kita. Sebab, ditengah keterbatasan, ia terus berupaya berbuat kebaikan.
“Hidup itu tidak lama, semua ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Usia saya yang semakin tua dan tinggal menunggu di panggil oleh Allah maka saya berusaha bagaimana cara yang saya lakukan bisa menjadi suatu bekal saat di panggil Allah,” katanya pada wartakita.co (1/5/).
Ucapan Mbah Sikat, bisa menjadi sebuah wasiat terhebat untuk semua orang. Pasalnya baginya harta benda itu tidak ada artinya lagi saat sudah mati nanti. Untuk itu niatan mulia Mbah Sikat pantas untuk ditiru.
“Hidup itu sederhana saja, buat apa numpuk harta benda, karena mati pun tidak bisa dibawa. Nanti hanya akan membawa amal kebaikan serta kain mori sebagai pembungkus mayat kita,” terangnya.
Mungkin hanya ada 1 dari 1000 orang yang seperti Mbah Sikat. Sehingga tak heran, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sampai malu saat berjumpa Jum’at (30/4) lalu.
“Saya hadir kesini merasa isin (malu). Setelah melihat dan mendengar langsung cerita asli dari Mbah Sikat ternyata dengan usia yang sudah 81 tahun Alhamdulillah masih sehat dan beraktivitas,” kata bupati yang akrab disapa Aji.
“Beliau ini juga memproduksi, berjualan kolong yang sebagian hasilnya selain untuk sendiri juga diberikan pada masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Bupati Aji menyatakan Mbah Sikat bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. Selain tetap survive di usia tua kebaikan demi kebaikan mengiringi kehidupan harian Mbah Sikat.
“Beliau ini juga mau merawat Mushola Al-Aidah, sangat luar biasa patut di contoh dan beliau memang punya prinsip untuk tidak merepotkan orang lain,” tegas Aji.