PACITAN,wartakita.co- Minimnya peserta didik baru tak hanya terjadi di SDN Gunungsari III, Arjosari. Dinas Pendidikan (Dindik) setempat mencatat, kasus serupa juga terjadi di beberapa lembaga serupa. Khususnya di wilayah terpencil pun berada di wilayah perbukitan.
Kepala Dindik Pacitan Budiyanto mengatakan, pendataan kumalatif peserta didik baru tengah dilakukan OPDnya. Menyisir jumlah siswa disetiap sekolah.
Tim khusus bahkan dibentuk, telusuri masalah minimnya siswa anyar tersebut. Termasuk mencari solusi pengentasan masalahnya.
“Saat ini kita masih data jumlah siswa baru setiap sekolah, jadi belum bisa kita beberkan berapa saja yang minim, tapi memang ada yang hanya satu atau dua pendaftar di kelas satu,” ungkap Budi.
Budi menambahkan temuan sepinya peserta didik baru tersebut bukan kali pertama di Pacitan. Tahun-tahun sebelumnya kondisi serupa juga didapati di beberapa sekolah.
Diprediksi, masalah tersebut tak lepas akan potensi anak usia sekolah di setiap wilayah. Termasuk, persaingan dengan sekolah swasta, hingga kondisi pandemi belakangan.
“Masih di analisa penyebab pastinya penurunan anak usia sekolah ini, apakah karena suksesnya program keluarga berencana (KB, Red) ataupun kondisi lain,” paparnya.
Disinggung rencana regrouping sekolah, Budi mengamini wacana tersebut bukan hal mustahil diberlakukan di lembaga minim peserta didik. Namun, tak ingin asal gabung, skema merger tersebut butuh kajian mendalam.
Baik, potensi sekolah ataupun jarak fasilitas pendidikan dengan masyarakat. Termasuk opsi lain, seperti penurunan tingkat sekolah menjadi sekolah kecil.
“Merger mungkin saja dilakukan, kalau pertimbangannya matang, tapi kita tidak ingin terburu-buru digabung sampai hambat akses pendidikan masyarakat,” tegasnya.