PACITAN,wartakita.co- Kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menuai beragam reaksi dari berbagai elemen masyarakat.
Salah satunyaa Ketua Fraksi Partai Demokrat Pacitan, Arif Setia Budi. Anggota legislatif dari daerah pemilihan Kebonagung-Tulakan itu menyebut kenaikan harga BBM akan mempengaruhi ekonomi masyarakat.
“Padahal kenaikan harga BBM ini berimplikasi terhadap kenaikan harga lainnya, termasuk bahan pokok. Sedangkan masyarakat baru saja akan bangkit dari pandemi yang melanda dunia hampir 3 tahun belakang ini dan saat ini harus menerima kenaikan harga BBM bersubsidi,” kata pria yang akrab dengan sapaan ASB pada awak media.
Dia menilai pemerintah terkesan enggan membuat terobosan lain ketimbang menaikkan harga BBM. ASB menyayangkan sikap pemerintah yang tetap menggelontorkan anggaran besar untuk pembangunan yang belum mendesak. Di satu sisi kondisi ekonomi masyarakat belum pulih sepenuhnya akibat wabah Covid-19.
“Saya tidak melihat adanya upaya pemerintah berhemat sebelum meminta rakyat untuk hidup lebih sulit dengan kenaikan BBM ini. Kondisi masyarakat saat ini belum siap menghadapi kenaikan harga BBM, apalagi setelah inflasi bahan pangan secara tahunan, kini harus dibebani dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM,” jelasnya.
Sekretaris DPC Partai Demokrat Pacitan ini mempertanyakan kenaikan harga BBM ditengah turunya harga minyak dunia. Saat ini harga minyak dunia senilai 89 USD per barel masih di bawah asumsi makro yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yaitu sebesar 100 USD per barel.
“Seharusnya APBN 2022 masih dapat menutupi kebutuhan subsidi BBM hingga akhir tahun 2022, seperti janji pak Jokowi sendiri pada pertengahan tahun ini,”tegas Arif.
Pihaknya akan mengajukan penolakan ini melalui anggota DPR RI dari Partai Demokrat, walau saat ini Partai berlambang Merci tersebut tidak ada di pemerintahan, Namun ini menjadi tugas wakil rakyat untuk menyampaikan melalui wakilnya yang ada di parlemen.
“Kami Partai Demokrat Pacitan menolak kenaikan BBM, Karena ketika harga minyak dunia turun, harga BBM di Indonesia tidak turun bahkan di naikan, ini sangat menyengsarakan rakyat,” pungkasnya.