PACITAN,wartakita.co- Belum reda reaksi terhadap kebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak, masyarakat kembali gaduh dengan rencana pemakaian kompor induksi sebagai pengganti kompor gas elpiji. Rencana peralihan kompor induksi ini diakui Kementerian ESDM RI sebagai langkah menyiasati berlebihnya pasokan listrik PLN.
Rencana konversi kompor listrik ini pun ditentang banyak pihak. Mulai kekuatiran beban tagihan listrik membengkak, mengganti seluruh peralatan memasak hingga kompor listrik dinilai tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat kurang mampu jadi pemicunya.
Ditengah polemik yang terjadi, masyarakat perdesaan di Pacitan lebih memilih tungku tradisional untuk memasak. Bahkan, sebagian diantaranya masih mempertahankan pawon tradisional meski perkembangan dan kemajuan zaman tak terelakkan.
Salah satu alasannya adalah bahan bakar tungku tradisional mudah didapat tanpa harus impor ke luar negeri seperti halnya gas elpiji. Kayu bakar sebagai bahan pembakaran tungku bisa diperoleh di lingkungan rumah tergantung kebutuhan.
“Gampang pakai pawonan (tungku bakar). Tinggal kebutuhan saja kalau masak sehari-hari cukup ambil di kebun, tapi untuk memasak dalam jumlah banyak ya beli kayu bakar. Penjualnya juga ada,” kata Supatmi, pengguna tungku pembakaran tradisional.
Warga Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Pacitan itu pun mengingatkan agar terhindar dari ketergantungan yang tak pasti. Menurutnya lebih baik memaksimalkan sumber daya ketimbang mengharapkan sesuatu yang belum jelas.
“Dari dulu memang tidak menggunakan gas elpiji, wong kayu bakar saja masih ada dan bisa digunakan. Belum nanti kalau pakai gas (elpiji) itu pas momen tertentu ada kelangkaan kan jadinya kita repot sendiri,” imbuhnya.
Kebijakan konversi kompor listrik benar-benar menyita perhatian publik. Terbaru, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI memastikan program konversi kompor listrik tidak diberlakukan pada tahun ini. Saat ini konversi kompor listrik masih dalam tahap uji coba di Solo dan Bali sebanyak 2.000 unit. Rencananya, pada tahap uji coba berikutnya disiapkan 300.000 unit kompor listrik.