PACITAN,wartakita.co- Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Pacitan terus meluas. Kini sebaran kasusnya bertambah menjadi sepuluh kecamatan berbeda.
Kus Handoko, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengatakan jika penyebaran dan bertambahnya kasus ini sulit dikendalikan.
Apalagi saat ini Pacitan masih belum mendapat tambahan stok vaksin. Tidak adanya vaksin LSD dikarenakan stok di Indonesia yang menipis, akibat vaksin yang harus didapatkan dari impor.
“Saat ini baru sapi perah yang kami vaksin karena rentan, untuk sapi potong masih sulit mendapat alokasi vaksin,” ujar Kus saat ditemui Rabu (30/03).
“Persediaan vaksin memang menipis, mungkin karena kebijakan yang berbeda dengan PMK,” imbuh Kus.
Lebih lanjut ia juga menambahkan jika saat ini kebijakan yang dibuat untuk penyakit LSD berbeda dengan PMK sehingga persebaran stok vaksinasi tak melimpah.
Hingga data update terakhir pada 28 Maret, penyakit LSD mencatat sejumlah total 99 kasus dengan 84 ekor sapi masih sakit, 13 ekor sembuh, 2 dipotong berysarat.
Adapun penyebaran LSD di sepuluh kecamatan adalah sebagai berikut, Kecamatan Bandar, Nawangan, Donorojo, Tulakan, Punung, Pringkuku, pacitan, Arjosari, Ngadirojo, dan Kebonagung.
Saat ini DKPP mengusahakan pencegahan penyakit dengan menghimbau para peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan rutin disinfeksi. Hal itu dilakukan demi cegah persebaran akibat vector penular seperti nyamuk, lalat penghisap darah dan caplak.