PACITAN,wartakita.co- Bulan ramadhan jadi berkah bagi pelaku usaha olahan makanan. Seperti Haris Kuswanto, warga Desa Jeruk, Kecamatan Bandar Pacitan ini.
Usaha pembuatan janggelan yang ditekuni selama 10 tahun terakhir ini diminati banyak pembeli. Janggelan yang merupakan campuran olahan minuman yang banyak digemari masyarakat untuk berbuka ini, dalam sehari bisa produksi 350 kilogram daun janggelan kering.
“Kalau stok kita itu tidak ada habisnya untuk janggelan, untuk kualitas bisa kita pastikan karena menurut penelitian sebelumnya juga menyatakan jika kualitas janggelan di Bandar ini terbaik. Selain itu para petani ini sudah kembangkan dengan baik,” ujar pengusaha janggelan berumur 67 tahun itu.
Haris yang biasanya hanya melibatkan tiga sampai empat orang karyawan dalam produksinya, jika di bulan puasa menambah sejumlah 12 hingga 15 karyawan. Dalam satu hari saja ia harus produksi 400 hingga 500 ember, dimana dalam satu ember janggelan bisa dijadikan sebanyak 25 mangkok jika dijualnya dalam harga RP. 3.000.
“Kita kemas tergantung permintaan, bisa kita kemas dalam box atau plastikan di mangkok namun ada juga yang langsung di ember. Biasanya yang mangkok kita pasarkan di pasar tradisional,” kata Haris.
Proses pembuatan janggelan sendiri bisa dibilang gampang-gampang susah. Pasalnya dalam proses perebusan daun janggelan kering harus diatur suhu maksimalnya. Selain itu, proses prebusan harus dilakukan hingga tujuh jam lamanya.
Produksi janggelan milik haris ini meskipun mampu buat hingga ratusan ember, nyatanya akibat permintaan pembeli yang tinggi. Ia baru bisa penuhi permintaan pembeli di tiga kabupaten yaitu Pacitan, Wonogiri, dan Ponorogo.