PACITAN,wartakita.co- Tempat di Pacitan ini tergolong unik. Namanya ‘Pasar Beling’, seperti sebutannya semua jenis transaksi di pasar ini menggunakan koin berbahan kaca atau beling. Tentu saja nilainya sesuai nominal rupiah yang ditukarkan. Nilai koin yang tersedia meliputi dua pecahan yaitu Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu.
Pasar yang khusus menjual kuliner tradisional ini terletak di komplek sanggar seni Song Meri tepatnya di Desa Sukoharjo atau sekitar 2 kilometer timur Kota Pacitan. Berbagai menu makanan tradisional tersedia di pasar ini mulai dari tiwul, nasi bungkus, dawet hingga jajan tradisional lainnya.
Pengunjung terlebih dahulu menukarkan uang menjadi koin berbahan beling atau pecahan kaca yang sudah disiapkan pengelola. Selanjutnya mereka bisa membeli jajanan yang ada di pasar tersebut.
Salah seorang pengunjung Bambang Setyo Utomo sengaja datang ke pasar tersebut karena banyak makanan tradisional dijual disana. Serta nuansa pedesaan membuat selera makan menjadi bertambah.
“Nuansa yang diberikan tempat ini menarik minat saya, ini merupakan pengalaman yang akan jarang didapatkan,” kata Bambang.
Saat menyantap makanan terdengar lantunan gending Jawa, suara itu berasal dari panggung hiburan di komplek Pasar Beling. Gamelan yang dimainkan kaum ibu itu beda dari gamelan pada umumnya ini terbuat dari berbagai botol berbahan kaca.
“Ketika kita buat Gamelan Kaca, ada sisa kaca berbentuk koin hingga kita terinspirasi bentuk kawasan kuliner seperti ini”, jelas Amin Sastro Pengelola Pasar Beling.
Dibalik konsepnya yang sederhana Pasar Beling begitu diminati pengunjung. Apalagi tempat itu tak hanya menyuguhkan aneka jajanan khas namun juga tampilan musik gamelan.
“Suasana makan diiringi musik gamelan kaca dan pengalaman membayar menggunakan koin kaca menjadi daya tarik pasar ini,” pungkas Amin.
Sayangnya, Pasar Beling hanya buka sebulan sekali tepatnya tiap ahad wage. Tentu saja pengunjung harus bersabar untuk dapat menikmati sensasi makan pagi dengan iringan musik gamelan.