PACITAN,wartakita.co- Satu lagi ritual adat budaya masyarakat di Pacitan jadi perhatian. Kali ini Upacara Adat Ruwat Sukerta Toya Jiwita di Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung.
Ritual adat yang dilaksanakan di lapangan desa itu menyedot perhatian masyarakat. Ratusan warga pun ikut bermunajat pada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh penduduk kampung dijauhkan dari balak dan cobaan.
Baca juga : Seni Budaya Makin Hidup, Seniman Apresiasi Bupati Aji
Upacara adat desa ini diawali dengan pengambilan air dari sumber mata air puncak Gunung Linggamanik di wilayah setempat. Konon, sumber mata air inilah yang jadi cikal bakal Desa Kalipelus.
“Dinamakan Kalipelus oleh Demang pertama karena mata air (kali) yang menjadi sumber kehidupan masyarakat itu banyak hewan sejenis lintah atau dikenal warga sebagai Pelus sehingga dinamakan Desa Kalipelus,” kata Dasuki, Kades Kalipelus.
Sumber mata air suci yang digunakan dalam ritual dimasak terlebih dahulu dengan tungku batu. Lalu diberi doa oleh tokoh adat sebelum dibagikan kepada warga.
Selain air suci, tumpeng kecil berisi nasi lengkap dengan lauk pauk terlihat dalam prosesi arak-arakan. Pun dengan ketupat, kuliner khas yang biasa digunakan pada momen tertentu ikut dalam iring-iringan kirab air suci.
“Sebagai permohonan doa keselamatan dan sarana promosi wisata desa agar lebih dikenal masyarakat luas,” jelas Dasuki.
Baca juga : Beri Manfaat Ekonomi, Pedagang Girang Banyak Event Festival Seni Budaya
Bupati Indrata Nur Bayuaji yang menyaksikan upacara adat mengaku senang dengan event budaya Desa Kalipelus. Dia berharap event ini bisa menarik wisatawan untuk datang ke Kalipelus yang terkenal dengan Pantai Pangasan.
“Apresiasi untuk masyarakat dan pemerintah desa atas pelestarian budaya tersebut. Tentunya menggerakkan perekonomian masyarakat desa sekaligus mengangkat nama Pantai Pangasan,” kata Bupati Aji.
Bupati Aji menegaskan event seni budaya menjadi pilar penting dalam upaya pemerintah daerah memajukan sektor pariwisata di Kota 1001 Gua.