Animasi Wayang Beber Wujud Pelestatian Budaya Kekinian

Pertunjukkan video animasi Wayang Beber di AKN Pacitan. (Foto/Istimewa).

PACITAN,wartakita.co- Wayang Beber sudah tak asing bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Pacitan. Warisan budaya lokal itu makin populer setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Sebagai wujud pelestarian, seniman Pacitan menciptakan Wayang Beber berbentuk video animasi. Terobosan ini sebagaimana terlihat pada layar televisi LED berukuran besar di ujung ruang pameran seni Akademi Komunitas Negeri (AKN).

Baca juga : Ini Keistimewaan Museum Kepresidenan SBY di Pacitan

Sekilas Konten yang ditampilkannya mirip kartun. Namun jika dicermati ada yang berbeda, terutama tokoh dan visualnya. Adegan demi adegan mengambil latar belakang pemandangan kerajaan kuno.

Sedangkan karakter yang tampil merupakan objek 2 dimensi layaknya wayang kulit. Di antara suluk suara dalang, dialog pun terjadi di antara para tokoh tersebut. Suara yang keluar dibarengi visualisasi gerakan bibir si karakter.

Itulah gambaran Wayang Beber kekinian karya animator Fajar Abadi. Tak lagi statis. Dengan bumbu digitalisasi, seni pementasan yang disebut salah satu pusaka Kerajaan Majapahit itu makin menarik ditonton. Tampilanya juga tampak lebih atraktif hingga mencuri perhatian generasi Z yang mengunjungi pameran.

“Karena banyak anak muda Pacitan yang belum tahu apa itu Wayang Beber,” ucap Fajar terkait alasannya membuat animasi Wayang Beber, Minggu (13/8/2023) sore.

Fajar menduga kurangnya minat generasi muda menonton Wayang Beber konvensional karena model pertunjukan monoton. Yaitu berupa gulungan kertas berisi lukisan yang digelar lalu dituturkan. Di sisi lain pakem ceritanya tidak bervariasi. Yakni tentang kisah cinta Panji Kembang Kuning dan Dewi Sekartaji.

“Kemudian saya berpikir kalau dibikin animasi lebih menarik. Bisa bergerak kemudian ada dialognya. Dari situ saya tertarik mengalihwahanakan ke animasi,” terang seniman lukis yang pernah mengenyam pendidikan animasi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Setelah jadi animasi ternyata banyak anak muda yang berminat (nonton). Akhirnya mereka jadi tahu, oh ternyata kita punya Wayang Beber. Terus mereka penasaran melihat Wayang Beber yang versi aslinya,” imbuh penyandang gelar Magister Seni Film dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu.

Meski dengan dukungan sarana memadai namun ternyata proses pembuatan animasi Wayang Beber tak mudah. Untuk menyelesaikan 1 gulungan (episode) dibutuhkan waktu tak kurang dari 3 bulan. Fajar sendiri berperan membuat sketsa sampai dengan merancang penulangan (bond). Teknik terakhir ini bertujuan menghasilkan gerakan animasi yang halus.

Sementara untuk pewarnaan Fajar dibantu seorang rekannya. Lalu bagaimana membikin karakter wayang bisa berbicara? Proses sulih sulih suara melibatkan beberapa orang. Suluk yang terdengar saat sela adegan merupakan rekaman asli dalang Rudi Prasetyo. Sedangkan karakter pria dan wanita diperankan pemain ketoprak Galih Panca dan istrinya.

Usai menyelesaikan digitasi 1 gulungan, kini Fajar dan tim tengah mengerjakan gulungan kedua. Sedangkan dari keseluruhan rangkaian cerita Wayang Beber Pacitan terdiri dari 6 gulungan. Meski tak memasang target, namun proses pembuatan animasi diharapkan rampung lebih cepat.

Fajar pun memiliki rencana khusus setelah seluruh episode berhasil dianimasikan. Yaitu menggelar acara pemutaran film dengan mengundang elemen pemerintah, lembaga pendidikan, pegiat seni, serta masyarakat umum. Agenda itu juga akan dilengkapi dengan sarasehan membahas Wayang Beber.

“Saya kerja seperti ini untuk melestarikan budaya Pacitan. Saya berharap masyarakat juga mendukung. Untuk rekan-rekan perupa terutama anak muda yang memilik bakat menggambar dan ingin bergabung, tentu saya senang hati menerimanya,” pungkas dosen AKN yang juga tengah merancang Wayang Beber versi gim.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *