Harga Cabe Melambung, Petani Milenial Raup Untung

Ilustri hasil panen cabe petani milenial Pelem, Pringkuku, Pacitan. (Foto/ilustrasi istimewa).

PACITAN,wartakita.co- Petani milenial dari Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Pacitan meraup untung besar dari hasil tanaman cabe. Ini menyusul harga cabe yang makin pedas menyentuh  Rp 40 ribu perkilogram.

Baca juga : Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Pacitan Libatkan Disabilitas

Sebanyak 3.000 pohon cabe milik Muksin Ashari petani milenial di wilayah itu, tak hanya menjadi penambah perekonomian pribadi, namun juga berdampak pada penghasilan masyarakat sekitar sebagai buruh.

“Allhamdullilah ini ada 3.000 pohon lebih cahe siap untuk panen lagi, yang menikmati hasilnya bukan hanya saya sebagai petani. Masyarakat sekitar sebagai tenaga buruh, jadi ya ikut menikmati hasilnya juga menikmati cabenya,” kata Muksin Ashari, Jumat (27/10) kemarin.

Ditambah, cabe di pasaran saat ini harganya melejit mencapai Rp 70.000 rupiah/kilogram. Namun Muksin hanya menjual dengan harga 40.000 rupiah/kilogram.

“Harga di pasar memang tinggi, tapi saya bersama petani di sini hanya menjual seharga 40.000 rupiah/kilogramnya, jadi masyarakat sendiri yang mau membeli secara langsung ke petani tidak terlalu mahal. Dan kenapa saya menjual dengan harga segitu? Karena kualitas cabe sangat beda dengan wilayah lain, tapi tetap pedas,” ungkapnya.

Baca juga : Perangkat Desa Bodag Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Ratusan Juta

Muksin berharap, agar pemuda tidak perlu gengsi untuk bertani. Baginya, bertani merupakan pekerjaan yang mudah dan hasilnya juga sangat lumayan.

“Tidak perlu gengsi, pemuda pun harus bisa bertani. Tapi melihat situasi dan kondisi lahan, keuntungannya sangat lumayan, karena dengan bertani selain bisa untuk penghasilan sendiri juga bisa menghasilkan untuk orang lain,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *