PACITAN,wartakita.co- Keberhasilan pemerintah Kabupaten Pacitan menangani wilayah kekeringan di tahun 2023 jadi modal penting menghadapi puncak musim kemarau tahun ini.
Beberapa langkah antisipasi telah disiapkan untuk penanganan khusus kekeringan. Diantaranya melanjutkan pembangunan sarana penyediaan air baku seperti sumur bor dan sarana penampungan air baku.
Selain itu, optimalisasi embung dan pembentukan satgas air bersih juga jadi fokus pemerintah. Pun proses mitigasi dan eksekusi desa rawan kekeringan akan terus dilakukan.
Baca juga : Kunjungan Kerja ke Pacitan, Menteri Pendidikan Nadiem Paling Beda
Bupati Indrata Nur Bayuaji menekankan intervensi terhadap desa-desa dengan kategori rawan kekeringan tetap berjalan. Intervensi diperlukan untuk memastikan desa rawan telah terbebas dari kekeringan.
“Konsep bebas kekeringan bukan semuanya harus dengan pipanisasi, tapi tersedia air untuk minum dan kebutuhan dasar lainnya. Target utama kita 59 desa semuanya bisa bebas dari kekeringan,” kata Bupati.
BPBD Pacitan mencatat dari 59 desa kategori rawan kekeringan pada tahun lalu, 25 desa diantaranya berhasil keluar dari krisis air bersih tahunan.
“Pemerintah melalui PDAM sudah mengajukan permohonan pemanfaatan air baku Waduk Tukul untuk membantu mengatasi dampak kekeringan,” tandasnya.
Baca juga : Golkar Ajukan Gagarin Bacabup Pacitan
Puncak kemarau tahun ini diperkirakan akan terjadi di bulan Agustus. Langkah antisipasi dini yang disiapkan Pemkab Pacitan diharapkan bisa mengatasi dampak kekeringan.