PACITAN,wartakita.co -Tuntas sudah penyelenggaraan Festival Gerabah 2024 di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Selama dua hari, kemeriahan event bertajuk ‘Lempung Agung’ itu sukses menyita perhatian publik.
Kegiatan diawali dengan panggung tembikar yang digelar sejak pagi hingga malam hari. Berbagai komunitas seni, lembaga pendidikan bergantian menampilkan berbagai kreasi seni mulai Sabtu-Minggu (13/10).
Disela panggung tembikar digelar workshop pembuatan aneka produk gerabah. Para peserta, juga dilatih praktek mengolah tanah sawah menjadi kerajinan gerabah.
Pada waktu bersamaan, kegiatan melukis gerabah turut memeriahkan Festival Gerabah 2024. Kegiatan ini diikuti oleh para pelajar dari berbagai tingkatan. Pun, kegiatan fashion show turut menyemarakkan festival.
Pada hari kedua, lomba sambal kreasi nusantara bikin festival makin meriah. Perlombaan diikuti oleh puluhan peserta. Mereka bersaing untuk menyajikan kreasi sambal terbaik sesuai resep masing-masing. Seluruh peserta diberikan waktu selama 60 menit untuk adu kemampuan meramu aneka bumbu.
“Intinya proses melumatkan sambal hanya boleh dilakukan dengan cara diuleg. Tidak menggunakan blender atau penggiling,” kata Penanggungjawab kegiatan, Ruriati kepada wartawan, Minggu (13/10/2024) siang.
Baca juga : Lomba Kreasi Sambal Nusantara Meriahkan Festival Gerabah Pacitan 2024
Setelah menghabiskan waktu 1 jam, beragam menu hasil masakan pun siap disajikan. Mulai dari Sambal Udang, Sambal Kecombrang, Sambal Cabuk, hingga Sambal Petai, serta resep-resep lain khas Nusantara. Menu-menu tersebut ditata apik di atas meja lengkap dengan lalapan.
“Kami sengaja membikin Sambal Udang Petai karena bahan-bahannya mudah didapatkan di Pacitan. Ibaratnya sudah jadi menu sehari-hari,” ucap Jamilah, seorang peserta lainnya.
Sementara itu, Rening Astuti, penggagas kegiatan mengatakan event yang digelar kali ini merupakan lanjutan dari Festival Gerabah yang diselenggarakan tahun lalu. Temanya pun masih sama. Yaitu memperkenalkan Desa Purwoasri sebagai sentra gerabah di Kabupaten Pacitan.
Terobosan itu dilakukan dengan menampilkan produk gerabah hampir di semua sesi kegiatan. Dimulai dari Workshop Pembuatan Gerabah, Fashion Show dengan membawa Gerabah, Kreasi Sambal Nusantara dimana peralatan yang digunakan wajib dari Gerabah, dan disusul Sedekah Gerabah.
“Dan terakhir adalah Prosesi Lempung Agung. Yaitu pengambilan lempung sebagai bahan baku gerabah dari lokasi khusus yang dipilih sejak zaman nenek moyang,” papar Rening.
Upacara adat ‘Lempung Agung’ jadi kegiatan paling ditunggu. Sebab, ritual itu jadi bagian penting Festival Gerabah tahun ini. Iring-iringan penduduk perdesaan jadi tanda dimulainya ritual Lempung Agung.
Puluhan warga berpakaian lurik itu, tampak membawa beragam peralatan tani dan perkakas dapur menuju lahan persawahan.Sesampainya di lokasi, penduduk pria bertugas menggali tanah menggunakan cangkul. Kemudian, kaum perempuan membantu mendapatkan tanah lempung sebagai bahan baku produk kerajinan gerabah.
“Seluruh prosesi menggambarkan rutinitas warga Dusun Purwosari dan Gunung Cilik, mereka memperoleh dan mengolah tanah sawah menjadi beragam produk gerabah,” kata Hari Setyo Nugroho, Ketua Festival Lempung Agung.
Baca juga : Ritual Adat ‘Lempung Agung’, Berkah dari Tanah Persawahan Pacitan
Udin Wahyudi, Camat Kebonagung mengapresiasi pelaksanaan Festival Lempung Agung 2024. Tak sekedar pelestarian budaya, kegiatan itu dinilai sebagai sarana menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Tentu, tak hanya pelestarian budaya, edukasi dan promosi gerabah, tetapi event ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. Pelaku UMKM bisa memamerkan berbagai produk unggulan mereka,” ujar Udin.
Festival Gerabah masuk dalam kalender event kabupaten. Rencananya, festival ini akan kembali digelar tahun depan. (red/adv).