PACITAN,wartakita.co – Menyadap nira kelapa bukanlah pekerjaan mudah. Perlu nyali dan keahlian khusus untuk mendapatkan cairan bening sebagai bahan baku gula merah. Apalagi, penyadapan nira dilakukan pada puncak ketinggian pohon kelapa.
Resiko tinggi harus dihadapi para penderes nira semata demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Dari kisah kehidupan turun temurun inilah lahir Festival Arak Deres Desa Sidmomulyo, Kecamatan Kebonagung, Pacitan.
“Sebagian besar penduduk di desa kami merupakan penderes nila kelapa. Aktivitas deres ini sudah jadi budaya yang diwariskan secara turun temurun,” kata Makhrus Ali, Kades Sidomulyo di lokasi festival pada Minggu (20/10).
Baca juga : Garda Yasa Fest Desa Klepu, Suguhkan Aneka Jajanan Tempo Dulu
Iring-iringan penderes lengkap dengan peralatan menyadap nira kelapa menandai dimulainya prosesi arak deres. Tak hanya lelaki, kaum hawa pun turut dalam arak-arakan menuju lapangan desa.
Kondisi hujan tak sedikitpun menuyurutkan semangat para penderes. Bahkan, sebagian menunjukkan keahlian memanjat pohon kelapa sekaligus mengambil nira kelapa.
Kondisi pohon kelapa yang licin akibat hujan, tak menyurutkan atraksi penyadapan nira. Hasil sadapan kemudian dikumpulkan dalam satu wadah untuk diolah menjadi gula merah.
“Festival ini sarana merekatkan tali silaturrahmi sekaligus melestarikan budaya leluhur masyarakat Sidomulyo. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat,” jelas Makhrus.
Baca juga : Rayakan Hari Santri, MWC NU Tulakan Gelar Jalan Santai – Aksi Sosial
Festival Arak Deres telah jadi identitas masyarakat Desa Sidomulyo, Kebonagung. Dari aktiftas deres ini, masyarakat bisa mencukupi kebutuhan hidup.
“Penderes adalah profesi mulia, warga bisa menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan lainnya. Harapan kami, melalui event ini, potensi dan produk lokal desa diharapkan bisa terus berkembang dan lebih dikenal secara luas,” ujar Udin Wahyudi, Camat Kebonagung di lokasi.
Festival Arak Deres jilid dua kali ini dimeriahkan oleh beragam pertunjukkan seni dan budaya. Kesenian tradisional hingga modern disajikan para seniman lokal dan luar daerah dalam dua hari pagelaran. (red/adv).