Sasana Bina Satria Pencetak Atlet Angkat Besi Berprestasi

Suasana latihan lifter belia di Sasana Bina Satria Pacitan. (Foto/wartakita.co).

PACITAN,wartakita.co –Angkat besi jadi salah satu cabang olahraga berprestasi di Kabupaten Pacitan. Lifter-lifter muda kerap mengharumkan nama Pacitan di panggung nasional dan internasional. Kesuksesan itu, tak lepas dari peran besar sasana angkat besi Bina Satria Pacitan.

Sasana di Desa Sooka, Kecamatan Punung inilah lahir atlet berprestasi seperti Luluk Diana Tri Wijayana, seorang juara dunia angkat besi remaja, Amel Candra Novitasari, peraih medali emas kejuaraan nasional serta atlet berbakat, Resva Widya Arana. Semuanya digembleng dan melahap semua program latihan secara teratur dan terukur.

“Ya seperti inilah kegiatan kami sehari-hari, di gubuk (sasana) ini,” kata Samsuri kepada awak media.

Baca juga : Kopi Tejo Gembuk Suguhkan Cita Rasa Kopi Berkualitas

Berada jauh dari pusat kota Pacitan, tak sedikitpun menyurutkan niat dan semangat Samsuri mencetak atlet-atlet angkat besi potensial demi nama baik tanah kelahiran tercinta. Bahkan, pembinaan dilakukan dari dasar itu banyak tantangan.

“Misal, cewek kok angkat besi. Ada juga mitos yang tersebar kalau anak ikut angkat besi jadi pendek. Jadi pendekatan kami lebih mencetak ikon dan harus juara,’’ tegas pria 53 tahun tersebut.

Pria yang mulai terjun di dunia angkat besi sejak 1990-an itu punya satu metode untuk menggaet minat atlet-atlet baru. Yakni, memunculkan satu sosok sebagai ikon klub.

Kebetulan, Samsuri pernah berstatus pegawai di pengurus besar PABBSI (saat ini dipecah, salah satunya jadi PABSI). Berawal dari kedekatan itu, dia akhirnya mengajak satu atlet asal Jakarta, Diki Permana, untuk bergabung dengan Sasana Bina Satria. Selain berlatih di Pacitan, Diki beberapa kali dititipkan bergabung dengan anak-anak pelatnas.

Hasilnya positif. Diki berhasil membawa pulang tiga medali emas Porprov Jatim 2011 untuk Pacitan. Keberhasilan itu membuat nama Sasana Bina Satria mulai naik.

“Dari situ, saya bisa komunikasi dengan pemerintah setempat, minta dukungan. Bukan hanya materi kok, bisa jadi dukungan supaya atlet mau datang ke sini, jangan ditakut-takuti,’’ kata Samsuri.

Baca juga : Internet Murah Arjuna Mulyo Sumbang Pendapatan Desa

Sejak saat itu, jumlah anak-anak yang berlatih di Sasana Bina Satria terus bertambah. Bahkan pernah mencapai 30-an atlet dalam satu waktu. Namun, satu masalah sempat muncul setelah itu.

“Pernah puluhan atlet gabung ke sini, dari satu SD, persiapan ikut kejuaraan. Tapi, menjelang lomba, sama sekali nggak ada yang dating. Ada gap yang saya juga nggak paham,” tambah Samsuri.

Selain itu, ada atlet yang punya potensi besar, tetapi tidak bisa mencapai performa optimal. Penyebabnya, pengaruh pergaulan yang tidak sehat.

“Bukannya saya alergi, tapi kalau atlet cowok sudah kenal motor, keluar malam, selesai,” kata Samsuri.

Karena itu, sejak beberapa tahun terakhir, Samsuri memilih fokus untuk meningkatkan kualitas daripada kuantitas. Caranya, melakukan pemusatan latihan. Atlet-atlet yang dinilai punya potensi diajak untuk tinggal di Sasana Bina Satria.

“Saya minta kepada orang tua, ’boleh nggak saya didik di rumah saya?’. Bapak jangan ganggu aktivitas anak-anak ini, lalu kita tunggu prestasinya seperti apa,’’ katanya.

Sebagai gantinya, klub memberikan beberapa fasilitas kepada atlet. Sebagaimana tempat tidur, konsumsi, tempat latihan, dan juga sekolah. Kebetulan, Sasana Bina Satria menjalin kerja sama dengan dua sekolah, yakni SMA Negeri Punung dan MTS 2 Pacitan.

Atlet berprestasi mendapat keringanan biaya di dua sekolah tersebut. Meski jauh dari kata mewah, Samsuri memastikan segala kebutuhan dasar seorang atlet masih terpenuhi di Sasana Bina Satria. Lewat cara itu, muncul generasi Luluk Diana dkk.

Baca juga : Warga Girang Perbaikan Ruas Jalan Ngadirojo-Sudimoro Segera Direalisasikan

Kini, Samsuri berharap Sasana Bina Satria bisa terus melahirkan penerus Luluk Diana. Namun, dia merasa tidak bisa sendiri. Dibutuhkan kerja sama lebih intens dengan berbagai pihak.

“Artinya, momen munculnya Luluk ini bisa ditangkap positif oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk memajukan olahraga, khususnya angkat besi. Misalnya, kalau sekarang kemampuan kami membina atlet empat orang, jika dapat support pemerintah, bisa delapan orang,’’ pungkas Samsuri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *