PACITAN,wartakita.co – Program penanggulangan dampak kekeringan di Pacitan juga menyasar wilayah Desa Ploso, Kecamatan Punung. Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang membangun sumur bor untuk mengantisipasi krisis air.
Masyarakat dan pemerintah Desa Ploso menyambut baik program penanganan kekeringan di wilayahnya. Apalagi, sumber air utama yang menjadi andalan warga kini mulai menyusut.
“Proses pengeboran sudah selesai, tinggal pemasangan pipa untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga,” kata Agus Cahyono Kepala Desa Ploso, Punung.
Baca juga : Ruas Jatigunung-Gasang Tulakan Rampung Dikerjakan, Perjalanan Jadi Lebih Nyaman
Melalui program ini akan ada puluhan warga yang bisa menikmati aliran air di depan rumah. Secara keseluruhan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 175 juta yang bersumber dari APBD Kabupaten Pacitan tahun 2024.
“Air dari sumur bor akan diangkat ke ketinggian sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga. Penerima manfaat 40 kepala keluarga di Dusun Bubakan,” tambahnya.
Baca juga : Pantai Pangasan, Lukisan Alam Menawan yang Masih Perawan
Di sisi lain, Pemerintah Desa Ploso berupaya menjaga kelestarian sumber air dengan mewajibkan calon pengantin menanam bibit pohon trembesi dan aren. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Desa Nomor 5 Tahun 2021.
“Jadi upaya kami, setelah sidang pengantin, mereka wajib menanam pohon di sekitar sumber air, pekarangan rumah, atau di pinggir jalan dekat rumah masing-masing,” tandas Agus.
Jika setiap calon pengantin menanam 10 pohon trembesi, dalam 10 tahun ke depan Desa Ploso diharapkan bisa terbebas dari kekeringan saat musim kemarau panjang. (red/adv).