PACITAN,wartakita.co- Nugroho Suryo Wiyono, warga Dusun Krajan Lor, Desa Nanggungan, Pacitan ini bisa dikatakan sebagai pawang ular. Pria 30 tahun ini sangat piawai menjinakkan hewan reptil jenis ular berbisa.
Nugroho, berkisah awalnya memang sangat takut dengan ular. Namun, ketika mempelajari dunia ular dari buku, rasa takut berubah jadi candu. Memelihara hewan berbisa mulai jadi kegemarannya.
“Awalnya dulu saya ini sangat takut dan jijik dengan ular, tapi ketika saya mempelajari cara-caranya sekarang menjadi hobi,” katanya.
Demi menyalurkan hobi menangkap ular, Nugroho rela merogoh kocek pribadinya untuk membeli peralatan khusus menangkap ular. Menurutnya, mengamankan ular liar bukan perkara mudah. Sehingga butuh alat bantu untuk menjamin keselamatan saat penangkapan.
“Yang jelas butuh keahlian dan juga harus memperhatikan kondisi lingkungan serta karakter ular. Kalau cuma asal selain berakibat fatal, ular tersebut terluka dan mati. Makanya saya harus membeli safety huck dengan harga lumayan mahal,” Imbuhnya.
Kini, menangkap berbagai jenis ular sudah menjadi kebiasaan bagi Nugroho. Bahkan, bersama komunitas SBY Pacitan dia kerap dimintai bantuan untuk menangkap ular yang berkeliaran di pemukiman warga.
“Kalau di panggil orang untuk menangkap ular memang sering, kemarin saya juga menangkap di wilayah Kebonagung. Ular tersebut saya lepas kembali ke hutan yang jauh dari rumah. Ada juga yang saya tangkar sebagai koleksi,” terangnya.
Sebagai penghobi ular, sudah tentu punya banyak koleksi. Nugroho saat ini memelihara 12 ekor ular di rumahnya. Mulai dari jenis ular berbisa rendah hingga ular yang paling mematikan yaitu king cobra.
“Saat ini ada 12 ekor ular antara lain jenis reticulat atau sanca 8 ekor, jenis trimersurus albolabris 1 ekor, jenis bungarus fasciatus atau weling 1 ekor, jenis ular laut 1 ekor, jenis pythas koros 1 ekor dan King kobra 1 ekor,” pungkasnya.