PACITAN,wartakita.co- Stunting jadi salah satu persoalan pemerintah secara nasional. Tak terkecuali Kabupaten Pacitan. Demi menyelesaikan persoalan kesehatan ini, dibutuhkan peran semua pihak.
Seperti halnya Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) di Kecamatan Sudimoro. Puluhan kader kesehatan desa ini aktif membantu pemerintahan Bupati Indrata Nur Bayuaji menuntaskan stunting di kota berjuluk 1001 goa.
Di tingkat desa, identifikasi dan pendataan masyarakat jadi langkah awal penanganan stunting.
“Hari ini persiapan pelayanan, terus kemudian melakukan verifikasi data untuk stunting. Kami melibatkan seluruh PPKDB di Kecamatan Sudimoro,” kata Unik Widyowati, Penyuluh KB Kecamatan Sudimoro pada Rabu (8/6).
PPKDB tambah Unik, turut berperan dalam pendampingan calon pengantin yang akan menikah. Ini untuk memastikan calon pengantin dalam keadaan sehat. Selain itu pendampingan dilakukan pada saat hamil, pasca persalinan serta pemantauan dan pemberian pengetahuan tumbuh kembang anak sampai usia 5 tahun.
“Targetnya penurunan sampai 14 persen potensi stunting di Kabupaten Pacitan,” tegasnya.
Di Kabupaten Pacitan saat ini tercatat sekitar 10.357 atau 14,76% (Persen) bayi bawah lima tahun (Balita) berpotensi Stunting. Penyebab stunting menurut Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr. Hendra Purwaka karena Genetik, ekonomi, hingga kurangnya asupan nutrisi dan gizi.
“Data 2021 silam, 3.905 dari 26.155 balita dinyatakan stunting. Bahkan, sebagian di antaranya masuk kategori gagal kembang”, ungkap Kadinkes.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menekankan pentingnya peran semua pihak. Partisipasi aktif masyarakat akan membantu dalam mengentaskan stunting di Pacitan.
“Tentu saja tanpa peran serta masyarakat masalah stunting akan sulit diselesaikan. Ini masalah yang harus bersama-sama dintuntaskan,” tukas bupati.