‘Sedekah Pasar’ ala Pedagang Pacitan Jadi Pusat Perhatian

Prosesi ritual "Sedekah Pasar" pedagang Minulyo, Pacitan. Foto/Istimewa

PACITAN,wartakita.co- Pedagang pasar Minulyo, Pacitan punya cara unik untuk berbagi. Mereka menyedekahkan dagangan miliknya untuk dibagikan gratis kepada masyarakat setempat pada Minggu (7/8) pagi.

Kegiatan bertajuk “Sedekah Pasar” ini pun langsung menarik perhatian masyarakat. Warga berbondong-bondong mendatangi halaman Pasar Minulyo untuk ikut terlibat dalam serangkaian kegiatan.

Di lokasi itu tampak nasi tumpeng dan seperangkat kelengkapan kenduri. Ada pula aneka dagangan hasil sedekah dari para pedagang. Ketua Paguyuban Pedagang Minulyo, Nanang Ansori mengatakan Sedekah Pasar ini merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Minangka wujud raos syukur dhumateng Gusti ingkang Maha Kuwaos awit sedaya berkah (Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME atas semua berkahnya),” ucap Manyul.

Pria yang akrab disapa Manyul itu mengenakan kostum serba hitam. Lengkap dengan ikat kepala khas Jawa. Layaknya tetua adat, Manyul merapalkan mantra sekaligus mengurai makna kegiatan itu.

Tidak itu saja, kegiatan Sedekah Pasar juga merupakan upaya menguatkan tali silaturahmi. Tak hanya sesama pedagang pasar, namun juga dengan pengunjung maupun warga yang sering berbelanja.

Rangkaian itu disusul pembacaan doa oleh Ketua Takmir Masjid, Asmuni. Bersamaan ucapan Amin oleh hadirin, pesta pun dimulai. Seakan tak sabar menunggu, ribuan orang lantas berebut mengambil beragam jajanan yang ada.

Tak sampai semenit, tumpukan jajan pasar yang volumenya setara 1 truk itu ludes. Mulai cabe hingga ikan. Juga pakaian sampai sepatu. Tak lupa penganan tradisional khas Kota 1001 Gua.

“Semuanya berasal dari warga pasar. Diberikan secara suka rela,” kata Manyul berbincang dengan detikJatim.

Ide menggelar acara tersebut, lanjut Manyul, muncul sepekan lalu. Itu sekaligus buah usulan para pedagang agar diadakan kegiatan. Terutama bertujuan menyambut Bulan Muharram sekaligus merayakan HUT Kemerdekaan RI.

Minggu pagi bakda Subuh, Manyul bersama beberapa pengurus paguyuban berjalan keliling pasar. Mereka membawa keranjang yang ditautkan dengan tali. Wadah berbahan bambu itu dipikul dua orang petugas.

Mereka berjalan keliling melalui lorong. Saat melewati lapak, mereka berhenti sesaat. Pedagang yang berada di balik meja pun lantas menyerahkan dagangan seikhlasnya. Dagangan yang terkumpul lalu dibawa dan dikumpulkan di pelataran pasar.

“Senang banget ada kegiatan seperti ini. Pinginnya sih bisa rutin diselenggarakan,” kata penjual makanan, Nur Hidayati (40) di sela acara.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *