PACITAN,wartakita.co- Puluhan Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mangunharjo terpaksa tidak bisa belajar di sekolah lantaran jembatan yang menjadi akses terdekat rusak. Mereka memilih belajar di kelas darurat yang disiapkan pihak sekolah.
Kelas darurat itu dilakukan di balai Dusun Tegal, Desa Mangunharjo. Kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan membentuk kelompok sesuai tingkatan kelas yaitu kelas satu sampai enam SD.
Satu guru harus memonitor seluruh siswa dari berbagai tingkatan ini, dengan membantu mereka mengerjakan tugas atau memahami materi yang diberikan wali kelasnya melalui grup di aplikasi chat.
Sutopo, guru SDN Mangunharjo mengatakan jika pihak sekolah cukup kesulitan mengatur jadwal guru untuk bergantian mengajar di kelas darurat. Apalagi jarak tempuh kelas darurat cukup jauh sekitar 5 kilometer lebih dari SDN Mangunharjo dengan medan yang sulit menjadi tantangan bagi para guru.
“Para siswa tetap harus belajar meskipun kondisi seperti ini, kalau bukan guru yang datang kesini mereka akan kesulitan juga untuk belajar sendiri hanya dengan mengerjakan tugas dari walinya,” ujar Sutopo saat mengajar di Kelas Darurat Senin (06/03).
Defahri Alfarizi salah satu murid kelas enam SD yang belajar di sekolah darurat mengatakan jika kondisi ini menyulitkannya. Pasalnya seluruh murid dengan tingkat berbeda digabung dalam satu ruangan membuat kelas tidak kondusif.
“Kalau digabung terganggu, soalnya biasanya cuman sama teman satu kelas ini sama anak kelas satu juga. Semoga segera diperbaiki biar saya bisa ke sekolah lagi,” tutur Fahri saat sedang belajar.
Pihak sekolah berharap adanya perbaikan jembatan agar proses belajar mereka tidak terganggu. Selain akses pendidikan, akses kesehatan dan ekonomi masyarakat setempat terdampak jembatan rusak.
Diketahui sebelumnya, jembatan terpanjang di Pacitan ini alami kerusakan akibat tiang penyangga miring usai tergerus aliran sungai pada Rabu (01/03) pagi lalu.