Kasus LSD pada Sapi di Pacitan Terus Bertambah

Kus Handoko beberkan lonjakan kasus LSD di Pacitan. (Foto/doc.wartakita.co).

PACITAN,wartakita.co- Penyakit cacar sapi atau Lumpy Skin Disease (LSD) makin merebak di Pacitan. Kasus penularan penyakit ini terus bertambah. Tercatat terdapat 69 kasus dengan angka sembuh rendah yaitu 10 ekor sapi saja.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Kabid PKH) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP)Kushandoko mengatakan jika penyakit ini memiliki karakteristik yang sulit untuk dikendalikan dan berbeda dengan Penyakit Mulut dan kuku 9 PMK).

“Meskipun penyebaran tidak secepat PMK ini sulit karena LSD ini menular melalui vektor, jika PMK melalui kontak langsung. Vektor seperti lalat hisap darah, nyamuk, dan caplak yang bisa terbang jadi sulit untuk mengendalikan vektor ini,” tutur Kus saat ditemui di kantornya Rabu (15/03) lalu.

Pada mulanya DKPP melakukan upaya disinfeksi di wilayah terjangkit untuk menghalau penyebaran, namun justru ternyata di wilayah lain telah muncul juga positif LSD ini.

“Tidak seperti PMK, kami kesulitan untuk vaksinasi LSD ini karena stoknya tidak mencukupi,” jelas Kus.

Stok vaksin LSD dari Provinsi untuk Pacitan hanya sejumlah 600 dosis. Vaksin itu pun sudah disuntikkan pada sapi perah yang lebih rentan terkena penyakit ini. Kemudian pihak DKPP saat masih menunggu stok vaksinasi sembari melakukan disinfeksi dan screening di Pasar Hewan.

“Masa sembuh LSD ini sama seperti virus lain dengan masa inkubasi dua minggu. Namun karena penyakit ini sifatnya cacar menyerang kulit sehingga masa sembuh total untuk keringnya luka cukup lama,” ujar Kus.

Hingga saat ini DKPP mencatat 9 dari 12 Kecamatan telah terjangkit oleh penyakit ini dengan sebaran kasus terbanyak di Kecamatan Pacitan dengan 31 ekor dan Kecamatan Nawangan 14 ekor. Dengan jumlah hewan ternak yang masih sakit sebanyak 57 ekor dan 2 ekor dipotong bersyarat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *