PACITAN,wartakita.co- Bulan puasa jadi berkah bagi pembuat kolang-kaling di Kecamatan Tulakan, Pacitan. Pasalnya permintaan kolang-kaling sejak awal meningkat, sebagai bahan campuran es dan takjil berbuka puasa.
Berkah itu dialami pasangan suami istri Katiyo dan Wanti. Mereka adalah warga Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan, Pacitan. Memasuki bulan puasa, sejumlah pohon aren miliknya mulai siap panen.
Dengan membawa sabit ia pergi ke kebun untuk memetik kolang-kaling. Tanpa bantuan alat dia memanjat pohon aren dengan ketinggian sekitar lima meter itu. Kemudian beberapa batang buah aren yang masih mengkal itu dipetik.
Karena berat pria dua anak itu hanya membawa enam lonjor batang kolang kaling. Sesampainya di rumah kolang kaling itu kemudian dipisahkan buah dari tangkainya. Hingga direbus diatas tungku api selama sekitar 20 menit, setelah itu diangkat dari tungku dan dibiarkan dingin dan baru dikupas.
Wanti mengatakan jika pesanan kolang-kaling ini selalu meningkat drastis saat bulan ramadhan.
“Selama puasa ini ada paling sedikit sepuluh kilogram kita jual, dengan harga murah yaitu dua belas ribu rupiah saja,” tutur wanti ketika ditemui Minggu (27/03) kemarin.
Sejak awal puasa hingga kini permintaan kolang-kaling produksinya terus meningkat cukup signifikan. Bahkan ia sebelumnya hanya mampu menjual sepuluh kilo saja, dengan harga Rp 8 ribu per kilogramnya.
Namun kini dalam sehari ia mendapat pesanan tiga puluh hingga lima puluh kilo lebih. Permintaan kini ramai datang dari umat muslim yang menjajakan takjil dan sejumlah pengepul.
“Alhamdulillah selain pesanan banyak, harganya juga ikut naik karena permintaan tinggi,” tambah Wanti.
Melonjaknya permintaan juga membuat harga kolang-kaling ini naik. Sebelumnya harga per satu kilo Rp 8 ribu, kini naik menjadi Rp 12.000 sampai Rp15.000 perkilogramnya.