PACITAN,wartakita.co- Pemerintah Kabupaten Pacitan menaruh perhatian khusus terhadap tawuran kelompok rontek gugah saur selama bulan Ramadhan. Ini karena bentrokan warga itu bisa mencoreng seni budaya rontek dan nama Kabupaten Pacitan.
Sebagai langkah antisipasi kejadian serupa terulang, Pemkab menggelar pembinaan kepada kepala desa se Kecamatan Pacitan. Pembinaan bersama jajaran Forkopimda TNI-Polri, Kejaksaan dan DPRD dilaksanakan di balai Desa Sirnoboyo pada Kamis (6/4) malam. Melalui forum ini, bentrokan antar kelompok rontek bisa dicegah sedini mungkin.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga rontek sebagai kearifan lokal yang harus dilestarikan tanpa tawuran.
“Kalau sudah tawuran itu jadi penilaian yang tidak positif bagi citra rontek dan tentunya Kabupaten Pacitan. Sayang branding baik tentang rontek kalau akhirnya ada tawuran,” kata Bupati Aji.
“Musik rontek Pacitan ini sudah dikenal luas, tahun ini masuk kalender Kharisma Even Nasional dan ada kesempatan untuk tampil di istana negara pada bulan Agustus nanti. Jadi kami berharap semuanya berperan untuk menjaga kesenian rontek ini dari aksi tawuran,” tegasnya.
Hal senada disampaikan AKBP Wildan Albert, Kapolres Pacitan. Menurut Kapolres, rontek sebagai budaya khas Pacitan pada bulan Ramadhan harus dijauhkan dari aksi tawuran.
“Rontek ini jadi kearifan lokal yang tidak ada larangannya. Oleh karena itu penting untuk sama-sama mengingatkan masyarakat untuk ikut menjaga seni budaya rontek ini tetap baik,” kata Kapolres.