PACITAN,wartakita.co- Upacara Adat Ceprotan masyarakat Desa Sekar, Donorojo, Pacitan selalu menarik perhatian. Tahun ini puncak ritual tradisi turun temurun pada Senin (29/5/2023) sore dibanjiri ribuan warga.
Warga dari berbagai daerah berbondong-bondong menuju lapangan desa tempat berlangsungnya ritual adat. Bahkan, mereka rela berdesakan untuk bisa menyaksikan langsung serangkaian ritual budaya yang diperankan oleh masyarakat dan perangkat desa.
Tak jauh dari tempat ritual, berjajar para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan berbagai jenis dagangan. Ini menandakan tradisi Ceprotan jadi penggerak ekonomi masyarakat.
“Kalau saya amati Ceprotan ini tak berhenti pada tradisinya, tapi juga berkembang ke perekonomian,” kata Bupati Indrata Nur Bayuaji.
Bupati Aji menambahkan, melalui kegiatan tahunan ini masyarakat punya kesempatan yang lebih besar untuk mengais pundi-pundi rupiah. Sehingga tak berlebihan, selama tiga hari ini Desa Sekar jadi pusat ekonomi dadakan.
“Tradisi ini sangat luar biasa, ini tradisi yang sudah lama berlangsung. Saya mengapresiasi betul atas istiqomahnya perangkat desa dan masyarakat,” jelasnya.
Puncak upacara adat sendiri diawali dengan kedatangan dua kelompok pemuda desa berpakaian khas membawa kelapa muda menuju lapangan desa.
Pun pengumpulan ayam panggang oleh warga diletakkan tepat diantara dua kubu yang saling berhadapan. Jelang matahari terbenam ritual berlanjut dengan tarian surup disusul pembacaan doa oleh tokoh juru kunci desa.
Puncak ritual tersaji perang kelapa muda antar dua kelompok berseberangan. Mereka saling melemparkan kelapa muda yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa.
Aksi perang kelapa muda baru akan terhenti ketika cengkir yang disediakan habis. Ritual ditutup dengan doa dan makan ingkung ayam bersama-sama seluruh peserta ritual.