PACITAN,wartakita.co- Tiga pekan lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Mendekati hari raya kurban ini wabah Lumpy Skin Disease (LSD) dan PMK alias penyakit mulut dan kuku menghantui para peternak sapi.
Kondisi ini jadi berkah bagi peternak kambing. Sebab, sebagian warga memilih kambing daripada sapi untuk ibadah kurban.
Supinardi Utomo, salah seorang penjual hewan ternak asal Desa Candi, Kecamatan Pringkuku mrngakui ketiban berkah. Dagangannya laris manis jelang Idul Adha. Tren pembeli kambing menunjukkan kenaikan.
“Banyak yang beralih ke kambing karena katanya banyak penyakit yang menyerang sapi, karena itu penjualan naik signifikan dibanding tahun kemarin,” ujar Supinardi yang akrab disapa Ipin.
Ipin mengaku dalam sehari ia mampu menjual 15 ekor kambing, angka itu naik tiga kali lipat dari lebaran haji tahun sebelumnya. Saat itu ia hanya mampu menjual lima ekor dalam sehari, angka itu terus mengalami kenaikan jelang hari raya tiba.
“Penjualan Alhamdulillah naik terus dari sekarang sudah banyak yang membeli dan baru akan diambil nanti H-1 biasanya,” jelas Ipin.
Masyarakat khawatir harga kambing melejit saat mendekati idul adha, sehingga memilih memesan jauh-jauh hari sebelum idul adha tiba. Dirinya juga mengaku tahun ia menambah stok dari sebelumya 50 ekor kini menjadi menjadi 80 ekor.
Sementara itu, salah satu pembeli asal desa Melati, Kecamatan Arjosari Muhamad Zainuri mengaku memilih kambing daripada sapi untuk berkurban keluarganya. Sebab kambing lebih terjaga kesehatanya dan tidak terinfeksi PMK.
“Untuk belinya mending langsung ke kandang daripada di pasar karena lebih aman dari penyakit”, tutur Zainuri.
Harga jual kambing juga terbilang murah ketimbang lembu. Satu ekor kambing berukuran sedang dijual mulai dari harga Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta dan saat ini sudah ada puluhan ekor kambing yang terjual. (mg/red).