PACITAN, Wartakita.co- Lulusan dari Universitas Negeri Malang Pendidikan Sejarah itu banting stir menjadi pengusaha aksesoris berbahan dasar clay. Di tempat tinggalnya di Dusun Krajan, Desa Borang Rida Anggita Nur Trisna memulai usaha pembuatan aksesoris berbahan dasar clay. Usaha yang digelutinya sejak tahun 2021 itu mampu datangkan puluhan bahkan hingga 500 pesanan.
Tidak tanggung-tanggung, dalam satu minggunya istri dari Hadi Sasmito ini mampu produksi 60 lebih aksesoris yang laris dipasaran. Pembuatannya sendiri dilakukan dengan membentuk clay menjadi desain yang diinginkan, kemudian mengeringkannya dengan kipas angin, hingga pemasangan alat aksesoris dan pengemasan yang menarik.
“Dalam satu minggu kalau sampai proses finishing bisa 60 produk, terkadang kalau ada pesanan paling banyak sampai 500 produk itu hanya dalam dua minggu,” kata Rida.
Di meja kerjanya yang lengkap dengan peralatan, ia memoles bentuk clay menjadi desain yang di inginkan pelanggan maupun desain buatannya sendiri. Beragam karakter seperti hewan peliharaan, bunga-bunga, disney princess, bahkan hingga pesanan karakter idola kpop menjadi favorit para pelanggannya.
“Kalau untuk desain beragam yang diminati, tapi kalau orang Pacitan kebanyakan belinya gelang kalau luar daerah anting dan gantungan kunci,” jelas Rida.
Dalam satu bulannya ia mampu meraup omset 6 sampai 7 juta rupiah. Bahkan, pesanan produknya sudah sampai ekspor ke negara Amerika. Hanya dengan harga berkisar 15-50 ribu rupiah para pembeli dapat memiliki aksesoris unik berbahan dasar clay.
“Untuk harga bergantung detail dan desain karena harga dari clay yang saya gunakan dibeli online dan cukup mahal dikisaran 45 ribu rupiah per 250 gram saja,” tegas Rida sembari membentuk clay menjadi desain yang ia ingin.
Dengan ragam aksesoris buatannya seperti gelang, anting, gantungan kunci, asbak, hingga bucket bunga. Para pelanggan Rida pun tertarik dan kebanyakan berasal dari luar kota seperti Malang, Bali hingga Jakarta. Adapun pembelinya kebanyakan belanja melalui aplikasi online ataupun bazar yang diadakannya bersama komunitas kriya Pacitan.
“Sebetulnya kendala hanya pada pemasaran lokal soalnya banyak yang belum tahu, karena di online penjualan sudah lumayan tinggi,” pungkas Rida. (mg/red).