BNPB Pasang 7 Titik Perangkat Peringatan Dini di Pacitan

BPBD Pacitan beberkan perangkat peringatan dini gempa dan tsunami yang dipasang BNPB di Pacitan. (Foto/Istimewa).

PACITAN,wartakita.co- Letak geografis Kabupaten Pacitan di pesisir selatan Jawa menjadikan daerah ini rawan bencana. Terutama potensi gempa dan tsunami. Upaya peningkatan kesiapsiagaan pun terus dilakukan, baik kepada warga maupun dengan menambah sarana peringatan dini.

Dalam hal peningkatan kapasitas masyarakat, sosialisasi terus diberikan kepada warga di kawasan rawan. Ini karena penguasaan terhadap ilmu mitigasi sangat penting guna meminimalisir dampak saat bencana terjadi. Secara berkala mereka juga terlibat simulasi.

Sementara itu dari sisi peralatan, saat ini pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang perangkat baru. Sirene lengkap dengan menara itu ditempatkan di 6 titik yang berada di sepanjang garis pantai. 1 perangkat lagi berupa EWS (Early Warning System) ditempatkan di pendopo kabupaten.

“Yang satu memang dipasang di pusat kota tepatnya di lokasi Bapak Bupati berkantor,” terang Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko, Rabu (15/11/2023) siang.

Baca juga : Warga Ngoceh Gegara Meteran Pamsimas, Begini Kronologinya

Erwin lantas merinci 6 lokasi lain yang menjadi lokasi pemasangan sirene bantuan dari program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiative Project) tersebut. Adapun keenam titik berada di Kelurahan Ploso dan Kelurahan Sidoharjo, serta Desa Kembang di Kecamatan Kota.

Sedangkan 3 lainnya menyebar di 2 kecamatan. Masing-masing Desa Sidomulyo dan Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo serta Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro. Keenam titik sirene saat ini masih dalam proses instalasi.

Selain itu juga dilakukan pemasangan rambu evakuasi serta peningkatan kapasitas sarana dan prasarana Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi),” terang mantan Camat Tegalombo itu.

“Tentu saja kita semua berharap tidak terjadi bencana. Tetapi di pihak lain, kesiapsiagaan harus terus kita bangun. Karena sebenarnya itulah kunci pengurangan risiko bencana,” pungkas alumni STPDN angkatan 9 tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *