PACITAN,wartakita.co- Melimpahnya potensi ikan laut di Pacitan jadi berkah bagi sebagian masyarakat setempat. Hasil tangkapan ikan segar laris manis di pasaran. Pun, ikan tak laik jual masih bisa dijadikan rupiah.
Seperti yang dilakoni, ibu rumah tangga di Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo, Pacitan. Ikan tak laku di pasaran diolah menjadi ikan asin yang banyak diminati pembeli.
“Ikan hasil tangkapan nelayan dibersihkan terlebih dahulu. Setelah bersih, ikan-ikan difermentasi menggunakan garam berlapis dan didiamkan semalaman,” kata Sunarti, pelaku usaha ikan asin Pacitan.
Baca juga : Kecelakaan Mengerikan Mobil Bermuatan Minyakita di Pacitan, Sopir Meninggal Dunia
Proses fermentasi selesai, ikan kembali dicuci menggunakan air bersih dan ditata rapi di atas jaring berbahan bambu untuk dijemur di bawah terik sinar matahari.
“Proses ini membutuhkan waktu dua hari hingga ikan asin kering secara maksimal. Tergantung cuaca juga, kondisi hujan akan memperpanjang proses pengeringan sampai lima hari atau lebih,” imbuh perempuan berusia 61 tahun tersebut.
Usaha turun temurun ini telah dilakukan oleh Sunarti selama kurang lebih 30 tahun. Dari usaha warisan orang tua, ia bisa meraup omset ratusan juta rupiah.
Meskipun bukan ikan super, namun hasil produksi keduanya mampu mencapai 1,5 kwintal ikan asin setiap kali produksi. Mereka hanya perlu menjaga kualitas produk agar tetap laris di pasaran.
“Dijual ke berbagai pasar tradisional di Pacitan dengan harga mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. Omset tiap bulan sekitar 100 juta rupiah,” tandasnya.
Baca juga : Soal Koalisi Demokrat di Pilbup Pacitan 2024, Ini Penjelasan Mas Aji
Jenis ikan yang biasa diolah menjadi ikan asin antara lain ikan tungkul, layur, teri dan tapak. Keberhasilan mengolah ikan tangkapan jadi produk berkualitas berkontribusi positif bagi perekonomian lokal.