PACITAN,wartakita.co- Kemiskinan mendadak jadi pembahasan penting tiap musim Pemilihan Umum (Pemilu) tiba. Pun, dengan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Pacitan tahun 2024.
Belakangan ini, isu kemiskinan muncul sebagai simbol pentingnya perubahan kepemimpinan. Lalu benarkah pengentasan kemiskinan di masa pemerintahan Indrata Nur Bayuaji jadi yang terburuk?.
Merujuk pada data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), tiga tahun lima bulan memimpin Kota 1001 Goa, pemerintahan Bupati Aji justru mampu mengurangi jumlah warga tak mampu secara signifikan.
Data BPS Per Maret 2024 menyebut warga miskin Pacitan berjumlah 70.030 jiwa. Angka itu berkurang 11.160 jiwa dari jumlah penduduk miskin tahun 2021 yang mencapai 84.190 jiwa. Jika di rata-rata, penduduk miskin berkurang 3.720 jiwa tiap tahunnya.
Yang mengesankan, penurunan warga kurang beruntung selama tiga tahun ini mendekati capaian 10 tahun pemerintahan sebelumnya. BPS mencatat jika warga miskin di tahun 2011 sejumlah 98.780 jiwa. Dengan kata lain, selama satu dekade itu penduduk miskin Pacitan turun 14.590 jiwa atau rata-rata pertahun turun 1.459 orang.
Dari data BPS jelas upaya pengentasan kemiskinan di era Mas Aji bukanlah yang terburuk. Bahkan, angka penurunan rata-rata pertahunnya dua kali lipat lebih besar. Yakni 3.720 berbanding 1.459 orang terbebas dari garis kemiskinan.
Baca juga : Gara-gara Bakar Sampah, Sarana Ibadah Ikut Terbakar
Penurunan penduduk miskin secara signifikan ini belum mampu membawa Pacitan keluar dari 10 besar kabupaten/kota miskin di Jawa Timur. Sejak awal pemerintahan Mas Aji, posisi Pacitan tak beranjak dari posisi ke delapan.
“Sebenarnya kalau dibilang kabupaten/kota termiskin itu, diksinya kurang pas ya. Karena belum tentu kabupaten/kota dengan jumlah penduduk miskin terbanyak atau persentase penduduk miskin terbesar, lebih miskin dibandingkan yang lain,” kata Wisma Eka Nurcahyanti, Kepala BPS Pacitan dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (17/9).
Wisma mengungkap status kabupaten/kota miskin perlu dikaji secara komperhensif. Menurutnya, perlu ada indikator yang jelas sebelum menyatakan kebapupaten/kota itu termiskin di Jawa Timur.
“Apakah berdasarkan nilai pertumbuhan ekonominya, pengeluaran rata-rata penduduk di wilayahnya, atau lainnya,” tegasnya.
Satu hal yang membanggakan, angka penurunan penduduk miskin Pacitan tiga tahun ini jauh lebih baik dari dua kabupaten tetangga yang berada di luar 10 kabupaten/kota dengan prosentase kemiskinan terbesar di Jawa Timur yakni Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek.
Semua tentu berharap isu pengentasan kemiskinan tak hanya ramai jadi komoditi politik mendekati pesta demokrasi lima tahunan. Karena jauh lebih penting adalah kebersamaan semua elemen masyarakat untuk berkomitmen mengatasi kemiskinan secara konsisten dan berkelanjutan.