Eling Lan Waspodo Jadi Tema Festival Rawat Jagat Pacitan ke-3, Apa Maknanya?

Atraksi kebudayaan Rawat Jagat Pacitan. (Foto/dok. Kangen Pacitan).

PACITAN,wartakita.co- Dua hari lagi festival kebudayaan bertajuk Rawat Jagat Pacitan bakal digelar. Masyarakat dapat menikmati beragam atraksi seni budaya mulai depan kantor bupati hingga jalan A Yani ke arah Penceng pada Sabtu (21/9).

Rawat Jagat edisi ke tiga kali ini bertema “eling lan waspodo”. Tema ini sebagai upaya mengajak semua masyarakat untuk menjaga keharmonisan kehidupan, menjaga alam dan lingkungan, sekaligus selalu waspada dengan segala kemungkinan ancaman bencana baik alam maupun sosial.

“Kami memilih tema eling lan waspodo dalam festival tahun 2024 ini, sebagai warisan dan ajaran penting leluhur agar kita selamat dari segala marabahaya. Dengan ruang budaya ini bagi anak-anak sekolah yang akan tampil merupakan aplikasi dari kurikukum merdeka. Sehingga ekspresi seni dan budaya mendapatkan ruang yang semestinya,” kata Yusuf Abdilah, salah satu inisiator Rawat Jagat.

Yusuf menambahkan Festival Rawat Jagat ini bertujuan untuk melestarikan seni dan tradisi di Pacitan, menjaga alam, lingkungan, serta untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat (UMKM).

“Menurut kami Pacitan perlu mencuri perhatian, dengan cara mengadakan event kebudayaan seperti rawat jagat ini dengan harapan banyak orang datang ke Pacitan yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat,” jelas Ketua Konsorsium Kangen Pacitan tersebut.

Baca juga : 3 Tahun Pemerintahan Bupati Aji : Penduduk Miskin Turun Signifikan, Dekati Capaian 10 Tahun Pendahulunya

Terpisah, Bupati Indrata Nur Bayuaji mengapresiasi pelaksana pertunjukkan kebudayaan Rawat Jagat yang mulai digelar tahun 2022 lalu. Menurut bupati, keterlibatan berbagai lapisan masyarakat serta semangat gotong-royong penting sebagai upaya pelestarian seni budaya Pacitan.

“Kami sangat memberikan apresiasi atas konsistensi Konsorsium Kangen Pacitan menyelenggarakan kegiatan Rawat Jagat sebagai sarana pelestarian seni, tradisi, dan budaya di Pacitan,” kata Mas Aji, sapaan akrab Bupati Indrata Nur Bayuaji.

Mas Aji menyebut rawat jagat merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan karunianya bagi bumi Pacitan. Ia berharap kegiatan Rawat Jagat bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat melalui keterlibatan berbagai usaha kecil dan menengah dalam kegiatan rawat jagat.

“Silahkan datang ke Pacitan tanggal 21 September 2024 mendatang, dan selamat menikmati aneka seni pertunjukan dan tradisi kami,” tandasnya.

Salah hal menarik dari rawat jagat tahun ini adalah adalah menghidupkan kembali seni tradisi yang jarang dipertunjukan berupa Tari Keling dari dusun Batu Lapak, Kali Pelus yang hampir punah. Tari keling jadi salah satu penampil dalam kemeriahan rawat jagat 2024. (red/adv).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *