PACITAN,wartakita.co -Festival Kentong Aji jilid 2, kembali tersaji di Kecamatan Sudimoro, Pacitan. Event tahunan yang digelar selama dua hari itu sukses mencuri perhatian masyarakat luas.
Pesta rakyat dipusatkan di lapangan Desa Sukorejo, Sudimoro. Pada hari pertama, kegiatan di buka dengan Bazar UMKM. Pameran UMKM itu dimeriahkan oleh pertunjukkan seni Jaranan Warogojoyo Putro.
Beragam produk unggulan dari 10 desa di Kecamatan Sudimoro ikut dipamerkan. Mulai kuliner, hingga hasil kerajinan khas Sudimoro. Satu diantaranya adalah tempe bungkus daun dari Desa Sembowo.
“Tempe budong (bungkus daun) ini salah satu kuliner khas desa kami. Hampir seluruh warga Sembowo, memproduksi tempe untuk dijual ke pasar tradisional,” ujar Wati pada awak media Sabtu (12/10).
Malam harinya, Rampak Kendang Ramustra dan Kolosal Langen Beksan turut menyemarakkan Festival Kentong Aji ke-2. Pertunjukkan seni budaya itu sebagai sarana menyalurkan bakat seni sekaligus melestarikan kebudayaan.
Baca juga : Ribuan Orang Antusias Saksikan Budaya Khas Sudimoro
Hari kedua Festival Kentong Aji 2024 dimulai dengan kegiatan kesehatan dan dilanjutkan Kolosal Gemblukan Kromomedjo. Antusias masyarakat bertambah besar saat Puncak Festival Kentong Aji pada Sabtu (12/10) malam.
Kegiatan diawali arak-arakan sumber air suci dari halaman pendopo Kecamatan Sudimoro menuju lapangan desa. Air dalam sebuah wadah kendi atau labu tanah itu merupkan air dari sumber di 10 desa di Sudimoro. Sepanjang rute kirab, bunyi kentongan pun menggema.
“Tirto aji mahening suci atau air suci itu diambil dari sumber mata air di sepuluh desa di Sudimoro. Kirab air dari kecamatan menuju lapangan, diiringi panji-panji kebesaran desa di Sudimoro,” kata Taufik Effendi, Camat Sudimoro pada wartawan.
Baca juga: Ritual Adat ‘Lempung Agung’, Berkah dari Tanah Persawahan Pacitan
Sementara, kelompok kentongan dari seluruh desa bergantian memainkan kentongan berbahan kayu. Atraksi dari perpaduan seni musik dan tari di venue display sukses mencuri perhatian.
Kentongan sendiri sangat bernilai bagi masyarakat perdesaan di Sudimoro. Sebab, kentongan bisa dijadikan alat komunikasi sekaligus pemersatu warga desa.
“Kentongan ini dulunya sarana penting dan bernilai untuk warga Sudimoro. Digunakan untuk berkomunikasi, memberikan tanda dan bisa menyatukan warga,” jelas Taufik.
Kemeriahan terasa lengkap dengan penampilan seorang warga asing yang berasal Yunani. Wisatawan mancanegara itu mengaku senang karena menambah pengalaman keberagaman budaya di Indonesia.
“Saya sangat senang berada di sini di festival Ketong Aji. Saya pikir ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk melihat semua budaya Indonesia,” kata Olga di Sudimoro.
Selain pelestarian seni budaya, festival ini jadi sarana pameran produk unggulan pelaku UMKM di seluruh desa di Sudimoro. Pertunjukkan seni ini pun jadi bagian dari upaya menumbuhkan perekonomian masyarakat.
“Event (Kentong Aji) ini bukan hanya pelestarian budaya tetapi mampu menggerakkan perekonomian, dan harapan kami tentu masyarakat bisa semakin sejahtera dan bahagia,” ujar Khemal Pandu Pratikna, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Setdakab Pacitan di Sudimoro.
Puncak festival diakhiri dengan hiburan musik campursari dengan bintang tamu Lusi Brahman. Kini, Kentong Aji masuk kalender event kabupaten dan akan digelar kembali tahun depan. (red/adv).