PACITAN,wartakita.co -Berbicara warisan budaya di Kabupaten Pacitan, tentu tak bisa mengabaikan batik khas Kecamatan Ngadirojo. Batik yang diciptakan secara manual melalui keterampilan tangan dan alat bantu canting di wilayah ini sudah tersohor sejak lama. Bahkan, pada masanya, produk terbaik di wilayah ini dikenal sebagai batik klasik khas Jawa Timur yang diminati pasar secara luas, baik nasional hingga mancanegara.
Diantara motif batik khas Ngadiorojo yang populer meliputi batik Lorok, parang rusak, parang kusumo, parang klitik, semen romo, parikesit, dele kecer, rawan, gondosuli, truntun, kawung, grompol, sidomulyo, sidomukti, sidoluhur, grinsing, blarak semruet, dinriris, sekar jagat, parang barong, nogo sosro dan keluwung. Seiring waktu, para pengrajin memproduksi batik Pace sebagai identitas batik khas Pacitan.
“Batik tulis di Ngadirojo ini sudah ada sejak tahun 1951. Selain motif yang tadi, kami semua industri batik di Pacitan turut melestarikan batik pace, ikon khas dan paten,” kata Sumiatin, pengrajin batik tulis di Ngadirojo pada Sabtu (2/11).
Baca juga : Insentif Ketua RT dan RW Senilai Rp 500 Ribu Terealisasi Tahun Ini
Pelaku industri batik di Ngadirojo terus berinovasi, menciptakan berbagai motif kekinian demi menjawab tuntutan dan kebutuhan pasar. Pun, pemanfaatan kemajuan tekhnologi juga jadi bagian penting dari eksistensi batik di Ngadirojo.
Beberapa produk yang dihasilkan para pengrajin batik Ngadirojo tak terbatas hanya bahan pakaian saja. Kini telah tersedia batik tulis untuk kebutuhan taplak meja, selendang, sawalan, sprei, kain panjang, hingga ikat kepala dan sarung.
Pelestarian batik tulis ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kecamatan Ngadirojo. Setidaknya, banyak ibu rumah tangga yang memperoleh tambahan penghasilan dari pekerjaan di industri rumahan batik tulis.
“Kalau pesanan banyak, biasanya dibantu ibu-ibu sekitar 30 orang,” tegas pengusaha lokal tersebut.
Berdasarkan data Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindustrian Pacitan, terdapat 10 tempat produksi batik di wilayah Ngadirojo. Dalam waktu satu bulan, tiap pengusaha mampu memproduksi 150 -200 kain batik. Semua tergantung pada pesanan pasar. Sehingga tak heran, industri batik di wilayah ini berkontribusi besar terhadap ekonomi masyarakat.
“Industri batik Lorok ini memang banyak pengrajin batik sejak nenek moyang, bahkan di desa Bogoharjo ada kampung batik, yang terdapat beberapa industri batik,” Katanya.
Baca juga : Jamu Tradisional, Ramuan Herbal untuk Kebugaran dan Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Pacitan terus mendukung perkembangan industri batik ini. Selain membantu memasarkan produk-produk batik, pemerintah juga telah mematenkan desain batik khas Pacitan, yaitu Batik Pace. Saat ini, para pengrajin tengah mengembangkan motif Batik Jagad, yang merupakan ide dari Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji.
Pemasaran produk batik Ngadirojo tidak hanya terbatas di Kabupaten Pacitan, tetapi juga telah merambah ke luar Jawa, termasuk ke Tanjung Pinang, Batam, dan berbagai daerah lainnya. (red/adv).