Peternakan Sapi Perah Jadi Sandaran Hidup Warga Gemaharjo Tegalombo

Proses pemerahan susu sapi milik peternak di Kecamatan Tegalombo, Pacitan. (Foto/Noto).

PACITAN,wartakita.co, Potensi ekonomi di sektor peternakan di Kabupaten Pacitan cukup tinggi. Bahkan, peternakan sapi perah di wilayah Kecamatan Tegalombo terus berkembang. Di Desa Gemaharjo misalnya, jumlah peternak dan kapasitas produksi susu sapi terus meningkat. Jalinan kerjasama dengan perusahaan susu terbesar di Indonesia, membuat peternakan sapi perah banyak ditekuni warga setempat.

Salah seorang peternak, Gayem, mengakui pada awalnya ia seorang peternak sapi biasa. Setelah mendapat bantuan satu ekor sapi perah dari pemerintah, dia makin giat mengembangkan peternakan hingga saat ini mempunyai lima belas ekor sapi perah.

“Dulu awalnya cuma punya satu, karena potensinya besar, saya beli lagi, akhirnya kini punya 15 ekor, dan enam yang siap diperah,” katanya pada wartawan.

Baca juga : Warga Sudimoro Rasakan Kemudahan Layanan Adminduk di Kantor Kecamatan

Sapi yang siap diperah hanya sapi yang baru saja melahirkan. Pedet (anak Sapi) dipisah dari induknya agar proses pemerahan lancar sesuai harapan. Tiap satu ekor sapi baru melahirkan rata-rata menghasilkan susu sebanyak 12 liter per hari. Pemerahan optimal bisa dilakukan selama enam bulan pasca sapi melahirkan.

“Setiap pagi, menjual susu ke fasilitas pendinginan di desa setempat dengan harga Rp 8.500 per liter. Harga jual susu ini lumayan stabil,” imbuhnya.

Perkembangan peternakan sapi perah di Gemaharjo, cukup signifikan. Peternakan sapi perah yang dimulai tahun 2014 itu kini jadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat lokal. Setidaknya, lebih dari 100 orang peternak yang rata-rata memiliki lima ekor sapi perah. Kepala Desa Gemaharjo, Harmanto, menjelaskan bahwa perputaran ekonomi dari hasil penjualan susu di desa mencapai Rp 100-150 juta per bulan setelah dikurangi biaya produksi dan pakan.

“Jadi potensinya cukup besar, itu dilihat dari perputaran ekonomi di desa,” jelasnya.

Baca juga : Pemerintah Tuntaskan Pembangunan Ratusan Sambungan Air Rumah Tangga di Desa Karanggede

Seiring waktu, masyarakat Desa Gemaharjo, berinovasi memaksimalkan potensi desa melalui produk jamu herbal hasil kombinasi susu perah dengan empon-empon. Produk olahan jamu yang diberi nama Raja Subali (Ramuan Jawa Susu Herbal Murni), diluncurkan oleh Bupati Indrata Nur Bayuaji dan mendapat sambutan positif sebagai minuman kesehatan berbasis bahan alami.

Usaha peternakan sapi perah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Banyak keluarga yang sebelumnya tidak mampu membeli kendaraan kini dapat memiliki sepeda motor atau bahkan mobil. Anak-anak peternak juga dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Tidak hanya Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo juga memiliki beberapa desa lain yang aktif dalam peternakan sapi perah, seperti Desa Ploso, Tahunan, dan Tahunan Baru. Menurut data dari Pemerintah Kecamatan Tegalombo, terdapat sekitar 600 peternak dengan total populasi sapi mencapai 1.000 ekor.

Baca juga : Eksplorasi Potensi Wisata, Disparbudpora Pacitan Roadshow Promosi di Kota Besar Tiga Provinsi

Camat Tegalombo, Nur Subhan, mengungkapkan bahwa peternakan sapi perah di wilayah ini bermula dari program bantuan pemerintah berupa satu ekor sapi perah kepada peternak yang sebelumnya terbiasa memelihara sapi penggemukan. Setelah merasakan manfaat ekonominya, warga mulai membeli sapi perah tambahan secara mandiri dan mengembangkan usaha ini lebih lanjut.

“Sekarang, ada peternak yang memiliki belasan hingga puluhan ekor sapi perah,” kata Nur Subhan.

Dengan keberhasilan program ini, Desa Gemaharjo dan desa-desa lainnya di Kecamatan Tegalombo kini menjadi contoh sukses dalam pengembangan ekonomi berbasis peternakan di Pacitan. Potensi yang terus berkembang ini membuka peluang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk menggali potensi lokal mereka. (red/adv).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *