Pidato Perdana Bupati Aji, Ajak Masyarakat untuk Nyawiji Mewujudkan Pacitan Sejahtera dan Bahagia

(Foto Istimewa)

PACITAN,wartakita.co- Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan Wakil Bupati Pacitan Gagarin mengikuti serangkaian prosesi serah terima jabatan sekaligus Sidang Paripurna DPRD pada Jum’at (7/5) pagi.

Bupati Aji berkesempatan untuk menyampaikan pidato perdana dihadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pimpinan DPRD, Jajaran Instansi Vertikal, OPD dan seluruh masyarakat melalui siaran langsung dari Pendapa Kabupaten Pacitan.

Dalam sambutannya, bupati memaparkan visi-misi dan program yang akan dilaksanakan dengan tetap mengutamakan rakyat. Dia juga berkeinginan melanjutkan kerja Bupati dan Wakil Bupati Pacitan terdahulu untuk masyarakat Pacitan yang lebih baik.

“Rakyat tidak boleh hanya menjadi semboyan, tidak boleh hanya menjadi jargon, akan tetapi harus benar-benar menjadi sebuah semangat, menjadi sebuah spirit untuk bekerja bagi kepentingan rakyat, sekaligus sebagai pengingat bahwa dalam semua kebijakan pemerintah, rakyatlah yang harus diutamakan, kesejahteraan dan keselamatan rakyatlah yang utama. Rakyat harus dibantu, rakyat harus ditolong, rakyat harus dimuliakan,” kata Aji.

Lebih lanjut, Aji menyadari waktu tiga setengah tahun bukan waktu yang ideal untuk menyelesaiakan seluruh agenda pemerintahan, apalagi di masa pandemi seperti ini.

Aji berkeyakinan waktu tiga tahun setengah akan sia-sia jika hanya berpangku tangan dan pasrah pada keadaan. Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama bangkit dari kondisi saat ini.

“Kita harus bisa bangkit melawan Covid-19, perekonomian memang terhambat karena dampak pandemi Covid-19, namun kuncinya adalah tetap memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, maka perekonomian akan tumbuh, dan kondisi masyarakat akan lebih baik,” imbuhnya.

Aji menyatakan Visi masyarakat Pacitan yang sejahtera dan bahagia bukanlah sebuah angan-angan belaka, tetapi adalah sebuah cita-cita masa depan yang terukur dan bisa dicapai.

“Sejahtera dan bahagia harus kita maknai secara utuh, komprehensif, kaffah bahwa kebutuhan manusia tidak hanya tentang sisi-sisi lahir yang nampak saja,” jelasnya.

Mantan Ketua DPRD Pacitan itu mengakui permasalahan Pacitan saat ini sangatlah kompleks. Angka kemiskinan yang cukup tinggi sebesar 14,54 persen di tahun 2020, di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yaitu 11,09 persen pada Maret 2020.

Tantangan itu katanya jadi pertanda, perlu dipikirkan sungguh-sungguh untuk menghadirkan kebijakan yang mampu memenuhui basic needs, kebutuhan dasar bagi masyarakat.

Tak hanya kemiskinan, Indeks pembangunan manusia Pacitan di angka 68,39 dalam kategori sedang, menempatkan Kabupaten Pacitan pada urutan ke 29 se- Jawa Timur. Hal ini harus menjadi pemacu untuk lebih fokus memperbaiki kebijakan-kebijakan pada sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Disisi infrastruktur, pemerataan pembangunan infrastruktur dasar yang layak, yang menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, juga masih menjadi isu utama.

Belum lagi tentang pemenuhan kebutuhan air bersih, isu banjir kota, pemerataan jaringan komunikasi dan listrik, dukungan terhadap infrastruktur pertanian dan lain-lain.

“Penanganan Covid-19 juga memaksa kita harus lebih arif dalam merumuskan kebijakan. Harus berimbang antara menjamin keselamatan masyarakat dari bahaya virus covid-19 dengan memberikan kesempatan masyarakat dalam berusaha memenuhi kubutuhan hidup,” tegas suami Efi Suraningsih tersebut.

“Pacitan harus lebih baik, ekonomi harus tumbuh secara positif dan merata. Pertumbuhan dari sektor pertanian dan perikanan tetap menjadi prioritas. Pembangunan pertanian dan perikanan wajib menggunakan strategi pembangunan berbasis kawasan,” kata Aji.

Sektor pariwisata lanjut Aji bakal menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Pariwisata harus mampu menggerakkan sektor UMKM, menggerakkan sektor jasa dan perdagangan, menciptakan peluang usaha dan pekerjaan, serta menggerakkan sektor-sektor usaha yang lain.

Pertumbuhan ekonomi jug harus didukung oleh sektor-sektor yang lain. Pembangunan infrastruktur tidak hanya harus berkualitas, tetapi harus mencerminkan pemerataan yang berkeadilan sampai dengan wilayah perbatasan.

Pembangunan infrastruktur harus mampu menopang aktivitas ekonomi, memperlancar mobilitas barang dan jasa masyarakat, mendukung usaha pertanian, serta menciptakan titik pertumbuhan ekonomi dan obyek pariwisata baru.

Dengan ekonomi yang secara perlahan tumbuh pada masa pandemi ini, Aji berharap secara konsisten akan mampu memperbaiki kualitas dan akses pendidikan, memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan sampai dengan pada tingkat desa.

“Semua hal yang kami sampaikan di atas harus didukung oleh birokrasi pemerintah yang profesional. Birokrasi harus mampu berinovasi dalam melayani masyarakat. birokrasi harus bekerja lebih keras, harus mampu bersinergi dengan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah desa. Perlu lompatan-lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan Pacitan dari kabupaten/kota lainya,” harapnya.

“Mimpi tentang Pacitan yang sejahtera dan bahagia, bukan hanya menjadi mimpi kami. Akan tetapi akan menjadi mimpi kita semua. Untuk itu, sudah saatnya nyawiji, menyatukan rasa, karsa, dan karya kita untuk kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat Pacitan nyumrambah sampai ke pojok-pojok desa,” pungkas Bupati ke-33 ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *